Searching...
Kamis, 23 Oktober 2014

Lidah Tak Bertulang

Sabila Izzati - Kejadian kemarin pagi, ketika ada sedikit masalah sepele dengan ummi, membuat aku merinding karena menyadari kesalahanku. Dari peristiwa tersebut, akhirnya bisa membuatku mawas diri dan mulai saat itu aku lebih banyak diam, hanya bicara seperlunya saja dengan semua orang. 

Memang sejak kecil hingga aku kuliah saat ini banyak sekali orang yang bilang bahwa aku orang yang pendiam, kalem, dll... Bahkan ada yang pernah menganggap kalau aku itu bisu 'naudzubillah..' itu semua aku dengar dari telingaku dan juga atas cerita dari ummi. 

Banyak yang bilang, kalo orang pendiam itu ketika bicara sekali saja, ucapannya bisa dipastikan ketus. Mungkin ada benarnya pada diriku, tapi entahlah... kawan-kawankku, saudara-saudaraku, Sabila minta maaf jika selama ini ketika berkomunikasi dengan kalian, ucapan yang muncul dari lidah tak bertulang ini pernah menyakitkan hati kalian, dan aku tidak menyadarinya ketika itu. 

Diam adalah emas. Aku ingin belajar menjadi Sabila yang lebih baik, seperti makna yang terkandung dalam namaku. Sabila Izzati (jalan kemuliaan) Aku ingin mewujudkannya, itulah harapan kedua orangtuaku terhadapku. 

Kita sulit menilai diri sendiri, orang lain lah yang mudah menilainya. Aku selalu ingat ucapan itu dari orang yang spesial, seseorang yang sangat dekat dan akrab denganku. Kalian pasti tau aku seperti apa selama ini. Sekali lagi Sabila minta maaf atas ucapan maupun tindakan yang mungkin secara tidak sengaja menyakiti perasaan kalian. 'Afwan jiddan. jazakumullah khairan katsira atas semua kebaikan kalian kepadaku, aku pasti tidak akan pernah melupakannya.

0 komentar:

 
Back to top!