Searching...
Senin, 17 Maret 2014

Dari Ujung Papringan untuk KKY, dari Kudus untuk Indonesia

Membuka memori dan subjektifitas pribadi 
untuk sekedar berbagi informasi

Ilustrasi (Dokumen KKY)
Tanah Mataram mempunyai daya tarik bagi para calon mahasiswa seantero nusantara untuk datang menuntut ilmu, termasuk sejumlah kecil calon mahasiswa dari Kota Kretek, Kudus.

KKY begitu sering disebut dalam medio tahun 2003 sampai sekarang, ia merupakan Organisasi Daerah yang lahir berdasarkan kesamaan kabupaten kelahiran/orang yang merasa besar di Kabupaten Kudus. Dalam prakteknya tidak se saklek itu, karena beberapa kasus ada juga anggota yang berasal dari luar daerah. 

Daya penarik utama organisasi model ini adalah ikatan emosional berasal dari daerah yang sama, lebih dalam lagi kedekatan emosional muncul karena merasa ada kedekatan geografis, kesamaan budaya, bahasa (dialek), tradisi dan yang harusnya perlu ditumbuhkan adalah visi untuk membangun Kota kelahiran lebih berperadaban tanpa tercerabut dari akar tradisi dan kebudayaannya.

Cerita ini bermula dari Tahun 2002 ketika terjadi kevakuman di tubuh KKY, bukan kepengurusan, karena kepengurusan waktu itu masih ada tetapi roda organisasi tidak berjalan, entah sejak kapan dan oleh sebab apa belum begitu jelas. Kesimpulan vakum muncul karena dari sejak penerimaan mahasiswa baru hingga (kalau tidak salah) semester kedua tidak pernah ada perbincangan terkait organisasi ini. Secara kebetulan heroisme teman-teman di IAIN Sunan Kalijaga sedang on fire untuk menyatukan sedulur-sedulur Kudus yang berada di lingkup Kampus Putih dalam wadah organisasi daerah.

Butuh waktu berbulan-bulan untuk mencari informasi tentang KKY dan kepada siapa harus bertanya-tanya karena waktu itu temen-temen yang punya inisiatif menghidupkan KKY masih mahasiswa baru semua, hingga pada akhirnya ketemu dengan ketua KKY M. Subhan yang kebetulan mahasiswa PAI IAIN Sukijo, di kontrakannya samping rel KA Timoho arah Sapen. Dari beliau mengalir cerita tentang KKY dan siapa saja kira-kira yang dapat di hubungi. 

Dari hasil pertemuan pertama tersebut, kami beralih untuk bertemu dengan satu nama yaitu, Ali Musthofa, yang ternyata menjabat sebagai ketua KKY IAIN Sunan Kalijaga, berturut-turut bertemu Mas Azhar (Gepenk), Mas Misbahus Surur, Mas Uye Syaifullah, Mas Zaenal, Mas Nanang, kemudian yang lebih senior lagi ada Mas Arief Fauzi, Mas Said, Bpk Kholid Zulfa dan beberapa nama yang penulis tidak ingat. (Maulana Ismail)

"KKY tidak memberi materi, tetapi KKY layak untuk dijadikan aktualisasi diri"
Salam dari Kudus untuk Nusantara



0 komentar:

 
Back to top!