Mas Subchan: Berbicara Sejarah KKY Antara Penting dan Nggak Penting

Dok. Mas Subchan

"Berbicara masalah sejarah Keluaga Kudus Yogyakarta antara penting dan nggak penting," tutur Mas Subchan membuka dialognya. Ketika itu saya menjabat sebagai ketua AL-Q, kebetulan disana juga terdapat  mas mugorrobin, mas udin yang juga aktif KKY. 

Dari AL-Q ini mendorong KKY untuk mengadakan acara sarasehan di pendopo taman siswa, acara tsb sukses hingga dihadiri masyarakat Kudus dari berbagai kalangan dari mulai kakek, nenek, bapak-bapak, ibu-ibu, hingga mahasiswa Kudus di Yogyakarta. 

Nah dari kesuksesan ini kemudian saya diangkat menjadi ketua KKY (mulai tahun 2000-2004). Pengangkatan itu begitu saja tanpa menggunakan seremoni yang ribet bahkan saya tidak menerima berkas-berkas kepengurusan sebelumnya, kenang Mas Subchan.

Sebelum-sebelumnya saya tak pernah mengenal KKY secara global, KKY yang utuh se Yogyakarta karna mungkin KKY yang utuh masih fakum dan ketika itu 'KKYinSUKA' lagi berkobar saat itu diketuai oleh Mas Nursaid (sekarang dosen STAIN Kudus red). Dan satu tahun kemudian saya baru mengenal Mas Rys yang masa itu menjabat sebagai ketua KKY. Seingat saya, masa beliau ada semacam jarak karena anak lulusan SMA Negri susah untuk diajak kumpul sama anak lulusan SMA Swasta (Madrasah).

Beberapa kegiatan yang pernah kami lakukan diantaranya, mengadakan talkshow dan bedah buku dikudus hingga diliput media, setelah acara tersebut sukses diangkatlah mas Adon sebagai ketua selanjutnya dan mas Ismail sebagai sekretaris. Audiensi pun juga pernah dilaksanakan ke Bupati dan DPRD, mendapat respon yang positif tapi realiasisnya tidak ada. 

Dari dahulu Sekretariat selalu diperjuangkan karena bagaimanapun juga dengan adanya bascamp koordianasi antar pengurus dapat lebih mudah, hubungan dan komunikasi juga dapat menjadi solid lagi, tapi sampai sekarang juga hasilnya masih nihil.

Persatuan itu kunci utama kesuksesan

Nur Rohman,

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Pramuka UIN Sunan Kalijaga dan Aktifis KKY