Kudus - Pemkab Kudus mendorong kepariwisataan dengan menyelenggarakan Festival Film Dokumenter tentang Kudus. Dengan diadakannya lomba film dokumenter tentang kudus ini, diharapkan Kabupaten Kudus akan lebih dikenal dunia luar sehingga promosi dan publikasi melalui film dokumenter ini akan lebih memudahkan dalam memahami dan mengetahui potensi-potensi dan keunggulan yang ada di Kabupaten Kudus.
Kriteria dalam festival ini mencakup aspek-aspek kehidupan, ekonomi, sosial, dan seni budaya, serta tema lain yang relevan dengan Kudus. Sebagai contoh, aspek kehidupan, dapat mengambil tema salah satu profil perajin border dan batik yang sukses di Kudus atau untuk aspek ekonomi. Misalnya, pengusaha jenang Kudus, peternak, dan pengrajin yang mampu menjadi penopang ekonomi keluarga, serta menjadi penopang hidup di lingkungan sekitarnya.
Sedangkan, aspek sosial dapat mengambil tema masyarakat Kudus dengan segala tradisinya di era globalisasi. Bagaimana cara mereka berkehidupan sosial dan menjaga kerukunan dengan sesama. Untuk aspek seni budaya, dapat memilih seni budaya tradisional yang ada langka dan unik di Kudus, termasuk seni kerajinan yang menarik dan mampu mendatangkan hasil yang banyak.
Lomba ini terbuka untuk umum dari seluruh Indonesia. Kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum, termasuk para komunitas, pembuat, dan penggiat film dan media massa, bisa mengikuti. Semua karya peserta menjadi sepenuhnya milik panitia, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Kudus.
Selain itu, karya film dokumenter yang sudah pernah dilombakan, tidak boleh ikut festival ini. Demikian juga, karya yang nantinya akan diikutkan dalam festival ini, tidak diperbolehkan diikutsertakan dan lomba ataupun festival film lainnya.
Tahun produksi film mulai 2013 hingga sekarang. Peserta diperbolehkan untuk menyajikan karyanya dalam film berdurasi antara 15 hingga 30 menit. Pemenang akan mendapat hadiah total Rp250 juta dan trophi.
Dengan kegiatan ini, selain memunculkan dan meningkatkan kreativitas anak bangsa dalam menyajikan visualisasi suatu daerah dalam bentuk film dokumenter, diharapkan akan memunculkan visualisasi kehidupan warga Kudus yang dapat memacu semangat warga Kudus dalam membangun daerahnya. Sekaligus dapat mengenalkan Kudus di Indonesia pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya sehingga akan mewujudkan warga Kudus yang semakin sejahtera.
Untuk diketahui, Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah. Meski demikian, Kudus memiliki industri dan perdagangan yang banyak menyerap tenaga kerja. Dengan luas hanya 42,516 hektare dan terbagi dalam sembilan kecamatan, masyarakat Kudus terkenal kuat dengan jiwa wirausahanya. Bahkan ada semboyan warisan dari Sunan Kudus, bahwa masyarakat Kudus memiliki semboyan "gusjigang."
"Gusjigang" merupakan singkatan dari bagus, ngaji, dan dagang. Bagus, berarti masyarakat Kudus memiki kepribadian yang baik. Semangat untuk ulet dalam belajar disimbolkan dengan ngaji, baik itu belajar agama maupun ilmu yang lain. Sedangkan, dagang diartikan bahwa masyarakat Kudus memiliki kemampuan berdagang dan jiwa wirausaha kuat.
Itu merupakan modal kemandirian warga Kudus dalam meraih kesejahteraan. Masih banyaknya potensi yang belum tergarap secara optimal merupakan tantangan tersendiri bagi semua pihak. Namun setidaknya, upaya pemkab dalam pengembangan potensi yang ada telah menampakkan hasil. Di antaranya banyaknya potensi wisata di Kudus. Mulai dari wisata religi, alam, budaya, tradisi masyarakat, bahkan wisata kuliner.
Selain itu, dari bidang pertanian ada produk unggulan yang telah dikembangkan, yaitu duku sumber dan jeruk pamelo. Di bidang seni budaya, Kudus memiliki ciri khas arsitektur rumah adat, adanya produk bordir dan batik khas Kudus.
ROS
Kriteria dalam festival ini mencakup aspek-aspek kehidupan, ekonomi, sosial, dan seni budaya, serta tema lain yang relevan dengan Kudus. Sebagai contoh, aspek kehidupan, dapat mengambil tema salah satu profil perajin border dan batik yang sukses di Kudus atau untuk aspek ekonomi. Misalnya, pengusaha jenang Kudus, peternak, dan pengrajin yang mampu menjadi penopang ekonomi keluarga, serta menjadi penopang hidup di lingkungan sekitarnya.
Sedangkan, aspek sosial dapat mengambil tema masyarakat Kudus dengan segala tradisinya di era globalisasi. Bagaimana cara mereka berkehidupan sosial dan menjaga kerukunan dengan sesama. Untuk aspek seni budaya, dapat memilih seni budaya tradisional yang ada langka dan unik di Kudus, termasuk seni kerajinan yang menarik dan mampu mendatangkan hasil yang banyak.
Lomba ini terbuka untuk umum dari seluruh Indonesia. Kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum, termasuk para komunitas, pembuat, dan penggiat film dan media massa, bisa mengikuti. Semua karya peserta menjadi sepenuhnya milik panitia, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Kudus.
Selain itu, karya film dokumenter yang sudah pernah dilombakan, tidak boleh ikut festival ini. Demikian juga, karya yang nantinya akan diikutkan dalam festival ini, tidak diperbolehkan diikutsertakan dan lomba ataupun festival film lainnya.
Tahun produksi film mulai 2013 hingga sekarang. Peserta diperbolehkan untuk menyajikan karyanya dalam film berdurasi antara 15 hingga 30 menit. Pemenang akan mendapat hadiah total Rp250 juta dan trophi.
Dengan kegiatan ini, selain memunculkan dan meningkatkan kreativitas anak bangsa dalam menyajikan visualisasi suatu daerah dalam bentuk film dokumenter, diharapkan akan memunculkan visualisasi kehidupan warga Kudus yang dapat memacu semangat warga Kudus dalam membangun daerahnya. Sekaligus dapat mengenalkan Kudus di Indonesia pada khususnya dan dunia internasional pada umumnya sehingga akan mewujudkan warga Kudus yang semakin sejahtera.
Untuk diketahui, Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah. Meski demikian, Kudus memiliki industri dan perdagangan yang banyak menyerap tenaga kerja. Dengan luas hanya 42,516 hektare dan terbagi dalam sembilan kecamatan, masyarakat Kudus terkenal kuat dengan jiwa wirausahanya. Bahkan ada semboyan warisan dari Sunan Kudus, bahwa masyarakat Kudus memiliki semboyan "gusjigang."
"Gusjigang" merupakan singkatan dari bagus, ngaji, dan dagang. Bagus, berarti masyarakat Kudus memiki kepribadian yang baik. Semangat untuk ulet dalam belajar disimbolkan dengan ngaji, baik itu belajar agama maupun ilmu yang lain. Sedangkan, dagang diartikan bahwa masyarakat Kudus memiliki kemampuan berdagang dan jiwa wirausaha kuat.
Itu merupakan modal kemandirian warga Kudus dalam meraih kesejahteraan. Masih banyaknya potensi yang belum tergarap secara optimal merupakan tantangan tersendiri bagi semua pihak. Namun setidaknya, upaya pemkab dalam pengembangan potensi yang ada telah menampakkan hasil. Di antaranya banyaknya potensi wisata di Kudus. Mulai dari wisata religi, alam, budaya, tradisi masyarakat, bahkan wisata kuliner.
Selain itu, dari bidang pertanian ada produk unggulan yang telah dikembangkan, yaitu duku sumber dan jeruk pamelo. Di bidang seni budaya, Kudus memiliki ciri khas arsitektur rumah adat, adanya produk bordir dan batik khas Kudus.
ROS
Sumber:
http://hiburan.metrotvnews.com/read/2014/10/14/304904/lomba-film-dokumenter-tentang-kudus-berhadiah-total-rp250-juta
0 komentar:
Posting Komentar