Searching...
Rabu, 28 Desember 2016

Ketidakadilan Gender

Oleh : Khoirin Nida
Desember, yogyakarta

Berbicara tentang gender yang merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi masyarakat. Namun, saya juga perlu sedikit membahas seks, karena seks dan gender terkadang menjadikan kecelakaan dalam pemahaman. Seperti halnya gender yang telah saya paparkan diatas, seks sendiri merupakan sesuatu yang melekat pada lakilaki dan perempuan yang sesuatu itu merupakan unsur biologis dan ciptaan Tuhan atau kodrat Ilahi.
Secara real terjadi pandangan heteronormatif yang sudah dibangun masyarakat, sehingga menyebabkan semua harus sesuai layaknya peran dan fungsi yang di petakan antara laki-laki dan perempuan. Heteronormatif sendiri merupakan ketidaksetaraan gender. Disini melibatkan bias pendapat dan diskriminatif, contohnya laki-laki harus memakai celana. Kemeja yang memang dianggap untuk lakilaki, dan yang memakai warna pink adalah perempuan, jika ada lakilaki yang memakai warna pink maka akan dianggap tidak nrmal dan lain-lain. Padahal tidak ada UU yang menyebutkan lakilaki tidak boleh berpakaian warna pink dan hal yang lainnya. Ini karena konstruksi yang ada dalam masyarakat yang di bangun harus sesuai dengan apa yang sudah menjadi hal yang “layak” dan dianggap biasa oleh masyarakat.
Sejatinya, perbedaan gender tidak menjadi persoalan selama tidak memunculkan ketidakadilan gender seperti marginalisasi dalam sektor ekonomi, subordinasi dalam ranah politik, stereotip atau pelabelan, violence, dan beban kerja.
Terkait akan peran, jika kita kontekskan diera sekarang, yang di pertanyakan sekarang ialah bukan bagaimana kesetaraan perempuan untuk diperjuangkan, melainkan mengenai kesadaran. Jika yang diperjuangkan tidak sadar akan perannya, bagaimana mau berbicara keadilan dan kesetaraan. Sebagaimana yang telah banyak diperbincangkan bahwa perjuangan ini bukan hanya semata-mata perjuangan kesetaraan kaum perempuan dihadapan kaum laki-laki. Lebih jauh lagi perjuangan menolak pada sistem sosial yang tidk berkeadilan. Hakikat perjuangan feminis adalah demi kesamaan, martabat, dan kebebasan untuk mengontrol raga dan kehidupan baik didalam maupun diluar rumah. Bahkan laki-laki dan perempuan perlu berpartner dalam melakukan perjuangan nilai kemanusiaan yang ada demi terciptanya masyarakat yang berkeadilan.

0 komentar:

 
Back to top!