Ada banyak khasanah budaya dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Kudus. Ampyang merupakan salah satu tradisi yang tetap dilestarikan oleh masyarakat Kudus khususnya di desa Loram Kulon, Jati, Kudus. Ampyang menunjukkan eksistensi masyarakat Islam di desa tersebut guna memperingati hari kelahiran nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
Ampyang adalah suatu tradisi yang berakar dari masyarakat desa Loram Kulon. Ampyang yang dimaksud disini tidak sama dengan ampyang dari luar daerah. Di daerah lain ampyang bisa berupa jajanan dari gula merah yang diatasnya ada kacang tanahnya. Namun, Ampyang disini merupakan kirab budaya yang berisi rombongan-rombongan pawai yang membawa miniatur bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas Islami. Bangunan-bangunan tersebut biasanya terbuat dari bambu yang dirangkai dan dihias menyerupai masjid, buroq, keranjang golok-golok mentok, dll.
Manfaat dari Ampyang itu sendiri adalah sebagai sarana dakwah Islam yang dilakukan oleh para ulama’ dalam menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut pada zaman dahulu. Penyebaran dengan metode seperti ini dinilai lebih efektif untuk menarik perhatian warga masyarakat agar tertarik masuk agama Islam.
Ampyang adalah suatu tradisi yang berakar dari masyarakat desa Loram Kulon. Ampyang yang dimaksud disini tidak sama dengan ampyang dari luar daerah. Di daerah lain ampyang bisa berupa jajanan dari gula merah yang diatasnya ada kacang tanahnya. Namun, Ampyang disini merupakan kirab budaya yang berisi rombongan-rombongan pawai yang membawa miniatur bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas Islami. Bangunan-bangunan tersebut biasanya terbuat dari bambu yang dirangkai dan dihias menyerupai masjid, buroq, keranjang golok-golok mentok, dll.
Manfaat dari Ampyang itu sendiri adalah sebagai sarana dakwah Islam yang dilakukan oleh para ulama’ dalam menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut pada zaman dahulu. Penyebaran dengan metode seperti ini dinilai lebih efektif untuk menarik perhatian warga masyarakat agar tertarik masuk agama Islam.
Sedangkan pada saat ini Ampyang bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi warga karena warga berbondong-bondong menuju Masjid Wali untuk menunaikan sholat Asyar berjama’ah kemudian dilanjutkan dengan acara klumpukan Ampyang dan menyantap hidangan bersama-sama. Manfaat lain dari ampyang adalah sebagai sarana mayarakat untuk bersedekah karena anggota regu Ampyang biasanya menariki iuran dari kelompoknya untuk membentuk bangunan Ampyang tersebut. Kelompok Ampyang yang baik biasanya mengikhlaskan Ampyangnya menjadi rebutan atau grebekan warga yang ikut menyaksikan sehingga menambah kemeriahan dari acara Ampyang itu sendiri.
Selain itu, Ampyang juga bertujuan untuk melatih kreativitas warga dalam berkarya membuat bentuk-bentuk Ampyang yang unik dan beda dari kelompok lainnya agar menjadi juara dalam penilaian juri. Warga yang menyaksikan juga merasa sangat terhibur dengan adanya acara Ampyang karena di desa Loram Kulon jarang adanya acara hiburan. Manfaat terpenting dari Ampyang tersebut pada saat sekarang adalah menambah keragaman budaya Indonesia dan juga dapat mendatangkan wisatawan agar berkunjung ke kota Kudus. Ada banyak potensi budaya yang dimiliki kota Kudus namun masyarakat luas belum mengetahuinya.
0 komentar:
Posting Komentar