KRISTAL DAN
MINERALOGI
MINERAL SILIKAT DAN
NON SILIKAT
By : Galuh Darmawan Putra
Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.
A. Mineral Silikat
merupakan bagian
terbesar dari mineral pembentuk batuan. Mineral ini merupakan kombinasi unsur-unsur
utama yang terdapat di bumi ; O,Si,Al,Fe,Ca,Na,K,Mg. Perbedaan yang mudah dapat
dilihat dari contoh potongan dari dua mineral dalam batuan adalah warna,
yaitu terang dan gelap.Pengelompokan sederhana ini
merupakan dasar yang berguna, karena terdapat hubungan empiris antara
warna, kompisisi mineral, serta peranan individu dalam kristalisasi
dan pembentukan batuan. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan
adalah dari kelompok ini, yang merupakanpersenyawaan antara silikon dan oksigen
dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnyayang besar, maka hampir 90 % dari
berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir100 % dari mantel Bumi
(sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakanbagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuanmalihan. Silikat
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitukelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium
Batuan silikat bisa dikelompokan
menjadi dua kelompok berdasarkan dominasi mineral penyusunnya, yaitu batuan
mafic dan felsic. Kelompok batuan mafic, batuan silikat lebih mudah untuk kita
kenali berdasarkan dari warnanya yang kelam, hal ini disebabkan dominasi oleh
mineral ferro-magnesian silikat yang mengandung banyak kation basa seperti Mg,
Ca, serta unsur hara mikro Mn, Fe, Cu, dan Zn dengan sedikit K (< 1 % K2O).
Kelompok batuan felsic (yang umumnya berwarna cerah) didominasi oleh mineral
kaya silika (kwarsa dan/feldspar) mengandung sedikit hingga cukup banyak unsur
K (4 – 20 % K2O, Priyono, 2004).
Sebagian besar mineral-mineral silikat proses
terbentuk terjadi ketika cairan magma mulai mendingin. Pada proses pendinginan
ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau bahkan jauh di bawah permukaan
bukit dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan
pengkristalan dan komposisi kimia dari magma sangat mempengaruhi macam mineral
yang terbentuk. Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi.
Sebaliknya kuarsa mengkristal pada temperatur yang rendah. Beberapa diantara mineral
silikat sangat stabil pada permukaan bumi dan tetap menunjukkan sifat fisiknya
pada hasil pelapukan dari batuan. Tapi mineral silikat lainnya terbentuk pada
kondisi tekanan yang ekstrim yang berasosiasi dengan proses metamorfisme.
Setiap mineral silikat akan mempunyai struktur dan komposisi kimia yang dapat
menunjukkan kondisi pada waktu pembentukkannya.
A.1 Mineral Silikat Gelap atau Mineral ferromagnesium:
a. Olivin ((Mg,
Fe) K2SiO4) adalah mineral yang terbentuk pada temperatur
tinggi,
mengkristal paling awal. Dalam batuan seringkali dijumpai tidak sempurna karena pelarutan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan selesai. Pengaruh kandungan air yang cukup besar setelah atau saat konsolodasi menyebabkan olivin ber-alterasi ke serpentin,dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27-3.37,tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
mengkristal paling awal. Dalam batuan seringkali dijumpai tidak sempurna karena pelarutan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan selesai. Pengaruh kandungan air yang cukup besar setelah atau saat konsolodasi menyebabkan olivin ber-alterasi ke serpentin,dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27-3.37,tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
b. Serpentin berwarna
hijau, SG = 2,6, H = 3,5, pembentukannya melibatkan pembesaran volume dari
olivin asalnya, sehingga pada beberapa batuan basa seringkali timbul
retakan-retakan dan melemahkan struktur batuan. Kehadiran serpentin
merubah sifat fisis batuan beku yang banyak mengandung olivin. Beberapa
batuan yang baik untuk pelapis jalan (dolerit, basalt, gabro) yang mengandung
olivin, dan derajat altrasinya sebaiknya diperiksa.
c. Piroksen
(X2Y2 O6) dengan X : Ca, Fe atau Mg, dan Y : Si atau Al. Mineral ini
banyak jenisnya yang terpenting dalam batuan beku
adalah Augit. Augit mengandung silika dengan
presentasi relatif rendah, seringkali terdapat bersamaan dengan
olivin. Pengaruh air menyebabkan alterasi menjadi Khlorit(chlorite),
mineral yang mirip dengan serpentin. Mineral-mineral ini jarang pada batuan
sedimen, umum merupakan mineral batuan Metamorf.
d. Hornblende
(X2-3 Y5 Z8 O22 (OH)2) dengan X : Ca, Y : Mg atau Fe, dan Z : Si
atau Al. Hornblende mengandung silikat cukup banyak. Kristalisasinya dari
magma mengandung komponen air (disebut mineral basah), dan kemungkinan
beralterasi menjadi klorit bila kandungan air cukup banyak. Mineral
ini sangat tidak stabil pada kondisi permukaan (pelapukan) warnanya hijau
hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut
kira-kira 56 dan 124 yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.
e. Biotit
(K (Mg, Fe)6 Si6 Al2 O20 (OH)4) merupakan bagian dari kelompok
mineral
mika (Mica Group) yang berwarna gelap. Ikatan mineral ini sangat lemah, sangat mudah membelah sepanjang bidang kristalnya. Mengkristal dari magma yang mengandung air pada batuan beku yang banyak mengandung silika, juga pada batuan sedimen dan metamorf. Dapat beralterasi menjadi klorit. Biotit dimanfaatkan untuk bahan isolasi pada peralatan listrik, bila kristalnya cukup besar,bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas.Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8–3.2.
mika (Mica Group) yang berwarna gelap. Ikatan mineral ini sangat lemah, sangat mudah membelah sepanjang bidang kristalnya. Mengkristal dari magma yang mengandung air pada batuan beku yang banyak mengandung silika, juga pada batuan sedimen dan metamorf. Dapat beralterasi menjadi klorit. Biotit dimanfaatkan untuk bahan isolasi pada peralatan listrik, bila kristalnya cukup besar,bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas.Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8–3.2.
f.
Garnet (R3, Al2 Si3 O12) dengan R
mungkin Fe, Mg, Ca, Mn, Cr, dll. Terdapat pada batuan metamorf. Kriteria
untuk mengenalnya terutama adalah kekerasannya menyamai kwarsa dan hampir
tidak ada belahan. Mineral ini digunakan sebagai bahan kertas yang cukup
baik, dengan memanfaatkan butirannya.
A.2 Mineral
non-ferromagnesium atau Mineral Silikat Terang
Merupakan
mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa
mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. “Feld” dalam bahasa Jerman
adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama
yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”. Plagioklas
kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah yang
mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung K.Felspar,
dibagi dalam dua jenis utama ;
Felspar
ortoklas (Orthoclase feldspar) atau K feslpar, K Al Si3 O8
Feslpar
plagioklas (Plagioclase feldspar), (Na-Ca) Si3 O8-Ca Als-Si3 O8.
a. Felspar ortoklas terdapat pada batuan
beku yang kaya akan silika.Felspar plagioklas merupakan kandungan utama yang
penting dan dipakai sebagai dasar klasifikasi batuan beku.
Mineral Lempung terbentuk hasil alterasi dari mineral lain, sebagai contoh hasil
alterasi felspar dengan hadirnya air.
Mineral Lempung terbentuk hasil alterasi dari mineral lain, sebagai contoh hasil
alterasi felspar dengan hadirnya air.
Ortoklas
berubah menjadi Kaolin : Al2 Si2 O5 (OH)4 bila K
(K-hidroksida) dipindah oleh reaksi dengan air (Ortoklas + air = Kaolin +
silika + K)
Perubahan
menjadi Illite : Al2 Si2 O5 (OH)4 bila K tidak
secara keseluruhan
(Ortoklas
+ air = Illite + K)
Plagioklas
baralterasi menjadi Montmorilonite 2H + 2Al2 (Al Si3) O10
(OH)2 :plagioklas + air = Montmorilonite + Ca hidroksida.
Kandungan
air yang cukup besar dapat merubah montmorilonite menjadi kaolin.
Dalam beberapa hal kaolin merupakan hasil akhir, misalnya, pada proses
pelapukan.Mineral lempung dimanfaatkan dibanyak tempat. Kaolin digunakan sebagai
bahan industri keramik. Montmorilonite dimanfaatkan kandungan bentonite nya.
Dalam beberapa hal kaolin merupakan hasil akhir, misalnya, pada proses
pelapukan.Mineral lempung dimanfaatkan dibanyak tempat. Kaolin digunakan sebagai
bahan industri keramik. Montmorilonite dimanfaatkan kandungan bentonite nya.
b. Kwarsa (SiO2) tidak berwarna
bila murni penambahan zat lain akan merubah
warna beragam, misal hadirnya “mangan” memberi warna kemerahan (rose
quartz) besi menjadi ungu (amethyst), dan merah coklat (jasper) tergantung pada
kandungan kombinasi dengannya. Jenis silika yang lain Kalsedon (Chalcedonic
silika) Chert, Flint, Opal dan Agate. Kwarsa dijumpai pada batuan yang kaya akan silika misalnya granit, juga didapat bersama mineral lain, termasuk bijih. Kwarsa digunakan sebagai bahan gelas dan untuk indusri alat-alat listrik.
warna beragam, misal hadirnya “mangan” memberi warna kemerahan (rose
quartz) besi menjadi ungu (amethyst), dan merah coklat (jasper) tergantung pada
kandungan kombinasi dengannya. Jenis silika yang lain Kalsedon (Chalcedonic
silika) Chert, Flint, Opal dan Agate. Kwarsa dijumpai pada batuan yang kaya akan silika misalnya granit, juga didapat bersama mineral lain, termasuk bijih. Kwarsa digunakan sebagai bahan gelas dan untuk indusri alat-alat listrik.
c. Muskovit K2 Al4 Si6 Al2 O20
(OH)4 termasuk kelompok mika yang hampir sama
dengan biotit. Terdapat pada batuan beku yang kaya akan silika. Digunakan
sebagai bahan isolasi panas atau listrik. Muskovit terdapat juga pada batuan
sedimen dan metamorf. Seperti jenis mika lainnya, muskovit beralterasi menjadi
montmoriloni disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijauatau merah. BD. berkisar antara 2.8 –3.1.
dengan biotit. Terdapat pada batuan beku yang kaya akan silika. Digunakan
sebagai bahan isolasi panas atau listrik. Muskovit terdapat juga pada batuan
sedimen dan metamorf. Seperti jenis mika lainnya, muskovit beralterasi menjadi
montmoriloni disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijauatau merah. BD. berkisar antara 2.8 –3.1.
B. Mineral
Non Silikat
Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana ;
berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida
(bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga,
perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang
ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat (Vein)
dengan cukup besar.
Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana ;
berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida
(bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga,
perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang
ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat (Vein)
dengan cukup besar.
KELOMPOK
|
ANGGOTA
|
SENYAWA
KIMIA
|
Oxides
|
Hematite
Magnetite
Corrundum
Chromite
Ilmenite
|
Fe2O3
Fe3O4
Al2O3
FeCr2O4
FeTiO3
|
Sulfides
|
Galena
Sphalerite
Pyrite
Chalcopyrite
Bornite
Cannabar
|
PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2
Cu5FeS4
HgS
|
Sulfates
|
Gypsum
Anhydrite
Barite
|
CaSO4,2H2O
CaSO4
BaSO4
|
Native
Elements
|
Gold
Cooper
Diamond
Sulfur
Graphite
Silver
Platinum
|
Au
Cu
C
S
C
Ag
Pt
|
Halides
|
Halite
Flourite
Sylvite
|
NaCl
CaF2
KCl
|
Carbonates
|
Calcite
Dolomite
Malachite
Azurite
|
CaCO3
CaMg(CO3)2
Cu2(OH)2CO3
Cu3(OH)2(CO3)2
|
Hydroxides
|
Limonite
Bauxite
|
FeO(OH).nH2O
Al(OH)3.nH2O
|
Phosphates
|
Apatite
Turquoise
|
Ca5(F,Cl,OH)PO4
CuAl6(PO4)4(OH)8
|
a. Mineral oksida.
Mineral oksida
terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya
lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat
kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome,
mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah,
korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).Terbentuk sebagai
akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih
sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur
yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum
(AlO), hematit (FeO) dankassiterit (SnO).
b. Mineral Sulfida.
Kelas mineral
sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk darikombinasi
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanyaadalah logam (metal).Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung apiyang memiliki kandungan sulfur yang
tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber
sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma,
kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan
mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur.
Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat
pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).Mineral kelas sulfida
ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Danoleh karena itu,
mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.Khususnya
karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam,
mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam
dari sulfurnya.Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam
karena unsur utamanyaumumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki
tingkat atau nilai kekerasan yangrendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur
pembentuknya yang bersifat logam.Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal
adalah pyrite (FeS3), Chalcocite(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan
proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides,
arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosaltMerupakan
mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentudengan sulfur
(belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Beberapadari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih,seperti “pirit” (FeS), “chalcocite” (CuS), “galena” (PbS),
dan “sphalerit” (ZnS).
c. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat.
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan
disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium
karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan
susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada
daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas
carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat
dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang
kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).Beberapa contoh
mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2,
calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat
adalah niter(NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).Mineral karbonat
mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan mineral silikat.
Group mineral ini disusun oleh ion karbonat kompleks (CO32-), dan satu atau
lebih ion positif. Dua macam mineral karbonat yang sangat umum adalah kalsit
CaCO3 dan dolomit (CaMgCO3)2. Kedua mineral tersebut sangat sulit dibedakan
karena keduanya mempunyai sifat fisik dan kimia yang relatif sama. Keduanya
mempunyai kilap vetrous, kekerasan 3 – 4, dan mempunyai belahan rombik. Tetapi
eduanya dapat dibedakan dengan larutan asam klorida, tetapi dolomit hanya dapat
bereaksi dalam keadaan bubuk. Kalsit dan dolomit dapat dijumpai bersama-sama
sebagai penyusun batugamping dan doloston. Bila mineral kalsit yang dominan
batuannya disebut batugamping, sedang bila dolomit yang dominan disebut
doloston.
d. Kelompok Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain :
a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah
isometrik.
b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.
c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain :
a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah
isometrik.
b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.
c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.
e.
Kelompok
Halida
Kelompok ini
ditandai dengan adanya dominasi anion-anion dari unsur-unsur Halida (F-,
Cl-, Br-, I-) dan pada umumnya memiliki berat
jenis yang rendah (<5).
Beberapa
mineral-mineral Halida :
Halite
(NaCl)
Sylvite
(KCl)
Fluorite
(CaF2)
Cryolite
(Na3AlF6)
Carnallite
(KMgCl3.6H2O)
Cerragyrite(AgCl)
f. Kelompok Sulfat
Kelompok ini dicirikan dengan adanya gugus anion SO42-
dan pada umumnya mempunyai kilap nonlogam dan terbentuk dari larutan.
· Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur
silika dimanfaatkan sebagai ornamen-ornamen
· Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium
yang banyak digunakan sebagai warna merah kembang api
· Barite (BaSO4)
· Anglesite (PbSO4) merupakan bijih timah
· Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot tanaman,
dan dalm pengawetan kayu
· Gypsum (CaSO4.2H2O), digunakan dalam pupuk,
disinfektan, porselen, semen, patung, vas bunga, lampu, perhiasan, bahan dalam
pembuatan obat, digunakan dalam bidang medis, cat, crayon, dll.
· Apatite (Ca5F(PO4)3), dimanfaatkan dalam
campuran pupuk, phosporic acid, sumber fosfor, dan juga sebagai permata
· Pyromorphite, sebagai sumber timah namun keberadaannya sangat sedikit
· Vanadinite (Pb5Cl(VO4)3), merupakan sumber
vanadium dan senyawanya b
· Wavelite, tidak memiliki manfaat komersial
· Turquois (CuAl(OH)2(PO4).4H2O) merupakan
gem mineral
· Carnotite (K2(UO2)2(VO4)2.3H2O),
merupakan sumber dari uranium dan rhadium yang penting yang merupakan unsur
radioaktif yang selanjutnya sangat berguna dalam bidang kedokteran medis, dan
perkembangan ilmu - ilmu fisika dan kima
g.
Kelompok
phosphat
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.
Mahasiswa Teknik Geologi di STTNAS (Sekolah Tinggi Teknologi Nasional) Yogyakarta asal Kabupaten Kudus dan Aktif di KKY
0 komentar:
Posting Komentar