Searching...
Jumat, 11 April 2014

Mahasiswa Daerah tak Bisa Pilih Caleg Favorit

Gambar diambil dari ciricara.com
YOGYAKARTA, (PRLM).- Mahasiswa yang kuliah atau sekolah di luar daerah tidak bisa memilih calon legislatif (caleg) favorit dari daerah asalnya karena administrasi panitia tidak memfasilitasinya. Mereka hanya bisa memilih caleg lokal atau partai saja.

Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta Farid B. Siswantoro menyatakan mahasiswa dan pelajar dari luar daerah yang memiliki hak pilih diakomodasi haknya dengan memanfătkan Form A5 yang disediakan KPU setempat. Syaratnya mereka memproses administrasi sebelum hari pelaksanăn pencoblosan supaya nama mereka masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Provinsi DI Yogyakarta.

Syarat pendaftaran di KPU hanya menunjukkan KTP dan satu lembar fotocopynya. “Mereka bisa mencoblos di DPT setempat, hanya caleg yang dapat mereka pilih merupakan caleg lokal yang ada di daerah pemilihan setempat, bukan caleg di daerah asal mereka", ujar dia.

Dalam diskusi yang digelar Departemen Pengkajian Ilmiah, Himpunan Mahasiswa Muslim (Himmpas) UGM,Senin (24/3/2014), dia menyatakan pilihan bagi mahasiswa atau pelajar yang kuliah di luar daerah menjadi sangat terbatas dan ini berseberangan dengan keinginan menjadikan mahasiswa dan pelajar sebagai pemilih cerdas, yang bisa mengenali caleg yang menjadi favorit mereka.

Walaupun terdapat kekurangan tersebut dalam memfasilitas pemilih muda dari luar daerah, Farid berharap para mahasiswa dan pelajar daerah tetap berpartisipasi dalam Pemilu 2014 supaya meningkatkan angka partisipasi pemilih. Dia prihatin tingkat partisipasi pemili terus turun, misalnya, partisipasi pemilih dalam Pemilu 1999 mencapai 92 persen, menurun menjadi 82 persen di tahun 2004, dan turun lagi pada Pemilu 2009 menjadi 72 persen.

Pakar pendidikan dan anggota pakar Pusat Studi Pancasila Prof Jazir ASP menyatakan pelaksanăan Pemilu 2014 diharapkan bisa memilih orang yang lebih sedikit keburukannya. “Negara kita dalam kondisi rusak parah, maka kita berharap ada pemimpin yang terpilih sedikit keburukannya dari yang lebih burụk,“

Menurut dia pemilu tetap susah untuk mendapatkan pemimpin yang ideal di legislatif maupun presiden.

Menurut dia bangsa tidak memiliki Calon leader namun banyak didapatkan para dealer, yang memelopori menjadi negara demokrasi liberal imperialis. Mereka mengdeklarasikan mendukung kebangkitan produk dan teknologi dalam negeri, ketika memimpin malah mengebiri produk sendiri karena mengakomodasi perusahaan raksasa milik pengusaha asing. (Admin)

Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/275092

0 komentar:

 
Back to top!